Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Contoh :
Buku Manajemen dipublikasikan dalam edisi pertamanya pada tahun 1978. Sejak saat itu, buku ini menerima kehormatan sebagai buku yang saling dipakai dan selalu menjadi buku paling laris di bidang prinsip-prinsip manajemen. Buku ini berhasil bukan hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia, dalam edisi bahasa Inggris disamping dalam edisi penerjemahan bahasa Portugis, Spanyol, Polandia, Indonesia, dan Malaysia. (Sumber : Manajemen Pengantar hal XV)
Ciri - ciri paragraf Induktif yaitu :
- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
- Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas.
- Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
- Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama.
Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
1. Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EB15 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EB15 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam – macam generalisasi :
a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
2. Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
Contoh :
Andi adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Aldo, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
3. Hubungan kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
a. Sebab - akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008)
- Akibat -sebab
Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c. Akibat – akibat
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar